Senin, 27 September 2010

Demam Sang Pencerah

PARA pejabat tinggi negara dan elite politisi ramai-ramai nonton bareng film Sang Pencerah. Ini bukanlah fenomena per-ta"ma dan langka. Beberapa karya sineas kita sudah pernah dinikmati bersama, utamanya film-film yang mengambil tema nasionalisme, edukasi, dan beberapa inspiring story. Sungguh ini tidak ada jeleknya sama sekali.



Pertama langkah tersebut merupakan upaya apresiasi para pemangku kebijakan terhadap karya anak bangsa wabilkhusus mahakarya sinematografi dalam negeri. Semoga saja menjadi suntikarl semangat dan kesadaran untuk terus melahirkan film-film bermutu, mendidik, dan mampu mengubah keadaan. Ada gairah dan tidak lagi lesu darah semua untuk memperbesar optimisme.



Pilihan menonton karya besutan sineas kawakan Hanung Bramantiyo amat momentum di tengah kebuntuan cara berpikir dan bertindak. Apalagi di tengah kejumudan sebuah kemapanan struktur nilai yang terlalu lama. Yakni ketika semua orang merasa apa yang berlangsung saat ini memang begini (benar) adanya, baik-baik saja, tidak perlu ada yang harus diubah. Padahal sesungguhnya menyimpan (bahaya) laten.



Masyarakat hidup dalam sebuah com-fort zone yang berlebih, terlalu nrimo saja dengan kenyataan yang sesungguhnya mc-yusahkan hidup. Mereka dipaksa sebuah struktur (termasuk di dalamnya pemerintah) untuk mengimani dan tabah pada keadaan, samu sekali serta apalagi tidak berbuat sesuatu apapun untuk ikut mengubah atau memperbaiki keadaan. Pemerintah ikut bertanggungjawab dan penyumbang terhadap establishment ataupun status quo itu.



Dalam keadaan seperti ini mako (diperlukun) tampil seorang bonek dengan keluasan wawasan serta ketulusan hati untuk bukan saja mempertanyakan keadaaan tetapi juga memberi solusi konsep dan aksi nyata tentang apa yang seidealnya dan senyatanya terjadi. Ia punya nyali untuk menggugat persepsi dan praktek bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Tak surut dan pantang mundur ke belakang.Menonton Sang Pencerah tanpa motivasi mengambil hikmah dan semangat pembelajaran tidak akan memiliki makna apalagi implikasi apa-apa selain sekadar ikut trend dan nonton biasasaja.



Menonton Sang Pencerah dengan tokoh sentral Kyai Ahmad Dahlan, tokoh pembaruan Islam Modern, perlu sebuah kemampuan membaca dan merefleksikan ke dalam keluar tentang kisah perjuangannya.Harus ada cara mentransformasi ketokohan Ahmad Dahlan dalam konteks yang relevan dalam kenegaraan. Spirit pembaharuan dan enlightment harus bisa diterjemahkan di bidang masing-masing. Apa yang dilakukan Sang Pencerah hanya permulaan dan menemukan gema pada zamannya. Perlu ada angle baru semangat pembaharuan untuk masalah Indonesia yang semakin complicated. Enjoy your movie.